Skip to Content

Kawan Tuli Coffee & Space Solo: Saat Kopi Jadi Bahasa Persahabatan

Artiikel by : Mardhiah Nuril Lathifah & Photo by : Roberthus Dhimas

Solo, 13 November 2025 - Di tengah menjamurnya coffeeshop di kota Solo belakangan ini, sebuah kedai sederhana di bilangan Ronggowarsito, Pasar Kliwon menawarkan pengalaman yang unik dan berbeda. Tidak seperti biasanya, di sini pengunjung akan dijamu oleh kawan penyandang tuli sebagai pramusaji dan barista.


Tidak mengherankan jika kedai ini dinamakan Kawan Tuli Coffee & Space. Begitu masuk, perasaan hangat akan langsung terpancar dari kawan-kawan tuli yang menyambut kedatangan pengunjung.



“Kami ingin mengenalkan wadah dan cara baru bagi kawan tuli dan kawan dengar berinteraksi, yaitu dengan medium kopi,” ucap Florentino Bintang, co-founder sekaligus penanggung jawab Kawan Tuli Coffee & Space.


Digagas oleh Windry Rusli dan Florentino Bintang, kedai ini bermula dari program pelatihan barista bagi teman-teman tuli yang diadakan oleh keduanya. Menggandeng British Council pada 2024, Windry dan Florentino mengadakan pelatihan intensif selama 3-6 bulan.


Namun, usai pelatihan, muncul keresahan baik dari penggagas maupun peserta terkait kelanjutan programnya. Mereka tidak ingin kegiatan ini berakhir hanya sebagai pelatihan belaka tanpa tindak lanjut yang lebih berdampak.


“Dari situ, hati kita terbuka untuk bergerak lebih lanjut,” jelas Florentino. “Akhirnya kami coba untuk usahakan mencari tempat. Tidak perlu yang terlalu besar dulu, yang penting ada wadah untuk melatih skill mereka dan menunjukkan ke masyarakat kalau kawan tuli juga bisa,” lanjutnya.



Medium kopi sendiri dipilih lantaran dipercaya mampu menjadi pintu gerbang yang terbuka bagi seluruh elemen. Jika di kedai kopi umumnya pengunjung hanya datang dan bersantai serta mengobrol, di sini ruang interaksi yang ditawarkan berbeda. Tidak hanya itu, tempat ini juga dijadikan wadah bagi teman tuli untuk mengenal dunia luar.


“Karena banyak dari mereka sendiri yang jarang berinteraksi dengan teman dengar,” ujar Florentino.


Di sisi lain, selama ini teman-teman dengar pun cukup kesulitan dalam hal akses untuk menjangkau kawan tuli. Menurut Florentino, belum ada tempat yang bisa mewadahi keduanya untuk berinteraksi sehari-hari. Di situlah Kawan Tuli Coffee & Space memainkan perannya.



Selain itu, hal berbeda lain yang ditawarkan Kawan Tuli Coffee & Space adalah adanya pembaruan menu setiap bulannya. Penyegaran ini merupakan hasil dari lomba internal antar barista.


Kendati demikian, pembukaan wadah inklusif ini bukan tanpa tantangan. Disampaikan Florentino, banyak sekali keluarga yang memiliki anak penyandang difabel, tetapi tidak mau ditampilkan ke dunia luar. Hal tersebut tidak lepas dari stigma masyarakat yang telah lebih dulu dilekatkan pada penyandang difabel.


“Bagi kami, bisnis itu nomor dua, nomor tiga. Misi utamanya adalah bagaimana teman-teman ini bisa bekerja dan punya tempat,” tandas Florentino.


Share this post
Tags
Archive
Sign in to leave a comment
A Bottle, of Wine, Please